Rantai Nilai Dan Ancaman Penyebaran Penyakit Baru Pada Agroinustri Pisang Di Pulau Flores Provinsi NTT
DOI:
https://doi.org/10.24843/JRMA.2025.v13.i02.p08Kata Kunci:
agroindustri,, blood disease bacteria, rantai nilai, penyakit pisangAbstrak
ABSTRAK
Pisang merupakan komoditas penting untuk menunjang pendapatan rumah tangga petani, bahan baku agroindustri. Gangguan terhadap produksi pisang akan berdampak terhadap pendapatan petani dan pelaku industry. Diperlukan penelitian untuk mengetahui keragaan, kontribusi terhadap pendapatan, dan dampak penyebaran Blood Desease bacteria (BDB) terhadap agroindustri pisang. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran yang mencakup komponen kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara terhadap 151 rumah tangga petani, dan narasumber kunci. Agroindustri pisang berjalan dengan melibatkan berbagai pihak baik on farm, pengolahan, jasa perdagangan dan pengiriman. Usahatani pisang berkontribusi sebesar 51%, atau sebesar Rp. 1.379.056,-/bulan terhadap pendapatan rumah tangga petani dari sektor pertanian.Biaya produksi yang dikeluarkan petani sangat rendah, yaitu hanya 5,5% dari total penerimaan. Nilai ekonomi pisang dalam satu bulan dapat mencapai Rp 1.4 miliar/bulan (harga tingkat konsumen) namun dari nilai tersebut, bagian yang diterima petani hanya 30%. sedangkan sisanya merupakan biaya pemasaran dan keuntungan pada rantai pemasaran. Penyebaran BDB di sebagian lokasi penelitian menyebabkan penurunan produksi secara dramatis hingga petani tidak memproduksi pisang. Penyakit baru juga berdampak terhadap pelaku industri keripik pisang, pisang goreng, pisang molen, dan jenis olahan pisang lainnya, yaitu mengalami kenaikan harga bahan baku pada kisaran 50% sampai dengan 200%. Oleh karenanya, penanganan penyebaran penyakit sangat penting dilakukan tidak saja untuk petani, tetapi juga semua pelaku agroindustri pisang.