Review: Kandungan Fitokimia, Aktivitas Antibakteri, dan Toksisitas dari Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

Authors

  • Ni Luh Komang Wahyuni
  • Ni Putu Eka Leliqia

DOI:

https://doi.org/10.24843/WSNF.2022.v02.p14

Keywords:

Antibakteri, Fitokimia, Nephellium lappaceum, Toksisitas, Rambutan

Abstract

Rambutan (Nephlium lappaceum L.) merupakan salah satu tanaman tropis yang banyak terdapat di Indonesia dan dikenal luas karena rasa manis serta aroma khasnya. Secara tradisional beberapa bagian tanaman rambutan digunakan untuk berbagai macam pengobatan seperti bagian daun, biji, buah, dan kulit buah yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kandungan fitokimia, aktivitas antibakteri dan hasil studi keamanan dari ekstrak rambutan atau sediaan berbahan aktif rambutan. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel adalah penelusuran informasi dari jurnal-jurnal ilmiah yang dipublikasi secara online pada Google Scholar, Science Direct, Pubmed. Ekstrak rambutan memiliki kandungan fitokimia berupa tanin, saponin, flavonoid, alkaloid dan fenolik. Hasil uji aktivitas antibakteri dari berbagai ekstrak dan bentuk sediaan yang mengandung rambutan (infusa, sirup, sabun, dan perekat gigi) baik menggunakan metode difusi maupun mikrodilusi menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Salmonella typhi. Aktivitas antibakteri dari berbagai bagian tanaman rambutan tersebut diduga karena senyawa fitokimia yang terdapat didalamnya. Hasil studi keamanan melalui uji toksisitas menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah dan daun rambutan dikatagorikan praktis tidak toksik (LD50 >5 g/kgBB). Berdasarkan data uji aktivitas dan toksisitas, rambutan dapat diteliti lebih lanjut untuk melihat potensinya sebagai agen antibakteri baru.

Downloads

Published

2023-11-10