Potensi Isokuersitrin Sebagai Agen Antihiperpigmentasi Secara In Silico Dengan Metode Molecular Docking

Authors

  • Ni Luh Ari Krisma Anjani
  • Ni Putu Linda Laksmiani

DOI:

https://doi.org/10.24843/WSNF.2022.v01.i01.p14

Keywords:

antihiperpigmentasi, hiperpigmentasi, in silico, isokuersitrin, molecular docking

Abstract

Prevalensi hiperpigmentasi di Asia cukup tinggi, salah satunya di Indonesia. Iklim tropis Indonesia dan pajanan sinar matahari yang intens berdampak pada peningkatan kejadian hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi merupakan peningkatan produksi melanin yang berakibat pada penggelapan warna kulit. Hiperpigmentasi ini cenderung mengganggu penampilan dan mengurangi kepercayaan diri sehingga mencerahkan warna kulit sering diupayakan banyak orang. Pengatasan terhadap hiperpigmentasi dapat dilakukan dengan menghambat proses sintesis melanin (agen antihiperpigmentasi). Salah satu enzim yang mengatur produksi melanin adalah D-dopachrome tautomerase. Isokuersitrin merupakan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan kuat. Hiperpigmentasi dapat dicegah dengan antioksidan melalui mekanisme penghambatan ROS (Reactive Oxygen Species). Isokuersitrin umumnya ditemukan dalam tanaman obat, buah-buahan, dan sayuran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi isokuersitrin secara in silico sebagai agen antihiperpigmentasi terhadap D-dopachrome tautomerase melalui metode molecular docking. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah preparasi dan optimasi isokuersitrin menggunakan Hyperchem 8, preparasi D-dopachrome tautomerase menggunakan Chimera 1.11.1, validasi metode dan docking menggunakan AutoDockTools 1.5.6. Metode molecular docking telah dinyatakan valid karena RMSD yang diperoleh sebesar 0,12 Å (tidak lebih dari 3 Å). Energi ikatan menggambarkan afinitas senyawa uji terhadap protein target. Berdasarkan hasil penelitian, energi ikatan isokuersitrin dengan Ddopachrome tautomerase sebesar -7,66 kkal/mol sedangkan native ligand energi ikatannya sebesar -6,48 kkal/mol. Hal tersebut menunjukkan nilai energi ikatan senyawa isokuersitrin lebih rendah dibandingkan dengan native ligand, sehingga secara in silico isokuersitrin berpotensi dikembangkan sebagai antihiperpigmentasi.

Downloads

Published

2023-01-16