Efek Terapeutik Andrografolid terhadap Penyakit Alzheimer: Tinjauan Sifat Antiinflamasi, Antioksidan, dan Neuroprotektif
DOI:
https://doi.org/10.24843/WSNF.2024.v03.p28Keywords:
Alzheimer, andrografolid, antiinflamasi, antioksidan, neuroprotektifAbstract
Penyakit Alzheimer adalah gangguan neurodegeneratif yang ditandai oleh penurunan fungsi kognitif dan akumulasi plak amiloid serta neurofibrillary tangles di otak. Proses inflamasi dan stres oksidatif berkontribusi signifikan terhadap patogenesis penyakit ini. Andrografolid adalah senyawa bioaktif utama dalam tanaman sambiloto (Andrographis paniculata L.) dikenal memiliki sifat antiinflamasi, antioksidan, dan neuroprotektif. Review ini bertujuan untuk mengeksplorasi efek farmakologi andrografolid pada penyakit Alzheimer, termasuk mekanisme kerjanya dalam mengurangi inflamasi, melawan stres oksidatif, dan melindungi neuron dari kerusakan. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur sistematis melalui database PubMed dan Scopus, menggunakan kata kunci "andrographolide" AND "alzheimer's disease" AND ("treatment" OR "medication") dengan batasan tahun publikasi dari 2019-2024. Dari 65 artikel yang ditemukan, 10 artikel dipilih untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil analisis menunjukkan bahwa efek antioksidan dan antiinflamasi andrografolid berkontribusi pada pengurangan pembentukan plak amiloid dengan melindungi neuron dari kerusakan oksidatif dan inflamasi, yang dapat memperburuk patologi amiloid-beta. Andrografolid menghambat enzim beta-sekretase, yang berperan dalam pemotongan protein APP (Amyloid Precursor Protein) menjadi amiloid-beta serta mencegah oligomerisasi amiloid-beta. Andrografolid menawarkan potensi terapeutik yang menjanjikan untuk pengobatan penyakit Alzheimer melalui sifat antiinflamasi, antioksidan, dan neuroprotektifnya. Sifat antiinflamasi dan antioksidan dari senyawa ini dapat memberikan pendekatan baru untuk melindungi neuron dan memperlambat progresi penyakit. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan andrografolid dalam uji klinis pada manusia. Implementasi klinis andrografolid harus didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat dan mempertimbangkan dosis serta formulasi yang optimal untuk memaksimalkan potensi terapeutik dengan efek samping seminimal mungkin.