STEREOTIF PEREMPUAN DALAM JARGON BUDAYA
Keywords:
stereotif, jargon budaya, dan konstruksi sosialAbstract
Secara historis masyarakat Bali telah mewarisi berbagai mitos pun dalam tafsir dan justifikasi agama, mereduksi kaum perempuan ke status kelas subordinasi, yang terbentuk dari konstruksi sosial budaya masyarakatnya. Keberadaan perempuan di balik jargon budaya telah melekatkan stereotif berupa persepsi dan kepercayaan berdasarkan latar belakang kultur budaya yang merugikan kaum perempuan. Pelabelan melekat yang lahir dari konstruksi sosial ini justru merugikan kaum perempuan, menimbulkan diskriminasi berupa ketidakadilan dan pengkambinghitaman yang merendahkan martabat kaum perempuan. Kosa kata bahasa ‘patibrata satyeng laki’, ‘nyerod’, ‘patiwangi’, dan prasa bahasa Bali lain tentang perempuan dimanipulasi sebagai kata yang dipandang tafsirkan bermuatan positif. Faktual kata yang justru di dalamnya berimplikasi pada konteks pemaknaan terbalik berupa makna dekonstruktif sebagai hasil konstruksi masyarakat sejak dahulu.