Jalur Kereta Api Rogojampi – Benculuk sebagai Bukti Adanya Globalisasi dan Imperialisme Budaya Transportasi Awal Abad XX di Banyuwangi

Authors

  • Rochtri Agung Bawono Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
  • Ni Ketut Puji Astiti Laksmi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

Abstract

Kemajuan teknologi dan kebutuhan transportasi yang cepat akan memicu adanya perubahan dan pembangunan. Salah satunya yaitu pemanfaatan kereta api di Pulau Jawa. Pembangunan jalur kereta api pertama di Pulau Jawa terjadi pada 1864 yang menghubungkan Kota Semarang ke Vorstenlanden (Solo-Jogja). Peristiwa tersebut akhirnya memicu terjadinya pembangunan jalur-jalur kereta lain di berbagai kota baik yang dibiayai oleh Pemerintah Hindia Belanda maupun swasta. Artikel ini bertujuan mengungkapkan proses munculnya budaya transportasi baru di Banyuwangi akibat pengaruh globalisasi dan imperialisme terutama berdasarkan buktibukti arkeologi yang ditemukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan studi Pustaka, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pendekatan historical archaeology. Berdasarkan data arkeologi dan sejarah, diperoleh simpulan bahwa jalur kereta api Rogojampi-Benculuk dibangun oleh Staatsspoorwegen Oosterlijen dalam 2 tahap yaitu jalur Rogojampi ke Srono pada 1921 dan jalur Srono ke Benculuk dilanjutkan pada 1922. Terbukti bahwa masifnya perkembangan teknologi berdampak positif terhadap kemajuan suatu wilayah dengan tujuan pembangunan berdasarkan karakter wilayahnya. Pengaruh globalisasi dan imperialisme tersebut turut mengubah cara pandang masyarakat terhadap sarana transportasi yang sebelumnya memanfaatkan kereta kuda atau pedati menjadi kereta api yang digerakkan oleh mesin. Adanya sarana jalur tersebut juga turut mengubah budaya transportasi dan mulai memanfaatkannya sebagai salah satu alternatif dalam bepergian.

Downloads

Published

2023-12-27