MAHARAJA PARIKESIT SEDA: SEBUAH INTERTEKS
Keywords:
Hastina, raja, naga taksaka, prasadaAbstract
Raja Parikesit diceriterakan dalam Adiparwa. Ia menjadi raja Hastina setelah ayahnya Abimanyu meninggal meninggal pada saat perang Baratayudha. Sang Korawa musuh Pandawa semuanya telah meninggal. Akhirnya tahta kerajaan dipegang oleh Parikesit, Sang Pandawa dan Dewi Drupadi pergi meninggalkan istana menuju hutan lebat. Lebih lanjut diuraikan bahwa Sang Parikesit mempunyai tabiat kesukaan berburu kidang seperti leluhurnya sang Pandawa. Suatu hari Parikesit menemukan kidang buruannya di padang luas. Kidang itu dikejar dan bertemu dengan pendeta monabrata, dan Sang Parikesit menanyakan kemana larinya kidang itu. Pendeta bernama Pendeta Samiti tidak menjawab pertanyaan Parikesit karena sedang puasa monabrata. Akhirnya Sang Parikesit marah dan mengalungkan bangkai ular di leher pendeta iti. Hal ini diketahui oleh anaknya Sang Srenggi diberitahu oleh Sang Krsa tentang perbuatan Sang Raja Parikesit . Sang Srenggi marah dan mengutuk Raja Parikesit dalam waktu tujuh hari dipatuk Naga Taksaka. Raja Parikesit membuat menara tinggi agar terhindar dari kejaran Naga Taksaka. Menara dijaga para mantri dan dan prajurit Sang Raja. Sampai hari ke tujuh tiba menjelang sore dikira Naga Taksaka tidak datang, tetapi akal Naga Taksaka merubah diri menjadi ulat kecil dan tinggal ditangkai jambu. Sang Raja ingin memakan jambu itu dan Naga Taksaka mematuk sehingga Raja dan meninggal. Hastinapura menjadi gempar dengan wafatnya Sang Raja, dilakukan upacara likur-likuran.