Sentimen Negatif, Jati Diri Baru Era Digital?

Authors

  • I Gusti Ngurah Parthama Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
  • Ni Ketut Alit Ida Setianingsih Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
  • Ni Luh Kade Yuliani Giri Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan pemakaian sentimen negatif dalam berbagai ragam di media sosial dalam kaitan dengan penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa di media sosial menjadi hal menarik untuk dianalisa dalam konteks komunikasi digital. Kehadiran media sosial memberikan kesempatan para penggunanya berhubungan dengan orang lain dengan beragam cara, seperti postingan status, postingan foto, video pendek, dan lainnya. Salah satu adalah dengan penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa terutamanya bahasa tulis menjadi media komunikasi dan ekspresi para penggunanya. Hal itu memudahkan pengguna media sosial terlibat saat memberikan komentar, pendapat, pertanyaan, kritikan, maupun bentuk komunikasi lain. Hanya saja, keterlibatan pengguna media sosial saat ini justru menimbulkan kontradiktif di tengah kebebasan berekspresi di media sosial. Komentar, kritik, maupun pendapat lebih dominan berupa sentimen negatif. Sumber data diambil dari komentar terhadap informasi terkait penanganan pandemi Covid-19 di media sosial Facebook. Data berupa seluruh komentar pada postingan tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dengan melibatkan teknik simak, pencatatan, dan pengklasifikasian data. Selanjutnya metode kualitatif diterapkan pada analisa data. Simpulan yang diperoleh adalah sentimen negatif sangat dominan dari keseluruhan komentar pada postingan. Sentimen negatif pengguna media sosial berisikan opini, tudingan, atau kecurigaan terhadap informasi terkait pandemi Covid-19. Dominasi sentimen negatif menjadi indikasi awal bahwa pengguna media sosial sangat tidak percaya dan apriori terhadap penanganan Covid-19 oleh pemerintah. Hal tersebut tentunya menjadi pertanyaan penting mengingat pemerintah adalah pembuat dan pelaksana regulasi. Sehingga menjadi sangat tidak relevan ketika kebijakan pemerintah justru menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat serta memunculkan kekhawatiran kebiasaan berkomentar negatif sebagai identitas baru di era digital.

Downloads

Published

2023-12-27