Tradisi Persembahan Kepada Ida Bhatara Bagus Kebo Iwa di Desa Bedha Kerambitan Tabanan

Authors

  • I Nyoman Weda Kusuma Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

Keywords:

Tradisi persembahan, Kebo Iwa, tulus iklas

Abstract

Desa Bedha terletak di Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan. Disana ada tradisi khas yang tidak ditemukan di desa adat lain di Bali. Di Pura Puseh (Salah satu Pura Kahyangan Tiga selain Pura Dalem dan Pura Desa) Desa Adat tersebut di Madya Mandalanya (Pura di Bali dipilah menjadi tiga bagian; Nista Mandala, Madya Mandala dan Utama Mandala) terdapat Pelinggih Ida Bhatara Bagus Kebo Iwa. Beliau diyakini oleh masyarakat di Desa Bedha membangun sebuah benteng pertahanan Bali dari serangan Majapahit. Karena Sumpah Palapa Gajah Mada yang ingin mempersatukan Nusantara, dalam pertemuan kedua tokoh itu, Kebo Iwa mengalah dan tunduk kepada Majapahit tanpa pertumpahan darah. Atas pengorbanan dirinya yang lascarya (tulus iklas) masyarakat di desa itu mengarcakan beliau di Madya Mandala Pura Puseh Desa Adat setempat. Selanjutnya sebagai wujud penghormatan masyarakat, setiap enam bulan (Bulan Bali) yakni setiap 210 hari sekali dipersembahkan upacara Piodalan (upacara hari peringatan selesainya pembuatan Pelinggih). Ketulus-iklasan Kebo Iwa membangun dan mengorbankan dirinya diaplikasikan oleh pemimpin Adat di desa tersebut dalam membangun masyarakatnya agar sejahtera.

Downloads

Published

2023-12-27