Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh <p><strong>PROSIDING SEMINAR NASIONAL FKH UNUD</strong> - dikelola oleh Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Prosiding seminar nasional ini terbit dua kali setahun, merupakan wadah bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi untuk berbagi pengetahuan terkini dalam bidang kedokteran hewan. Prosiding memuat berbagai topik berkaitan dengan peternakan dan kesehatan hewan meliputi: produksi hewan, reproduksi hewan, pakan hewan, dan kesehatan hewan. Bidang kajian hewan meliputi: ternak hewan besar, hewan kecil, unggas, hewan kesayangan, satwa aquatik, satwa liar, dan hewan laboratorium.</p> Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana en-US Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD Isolasi dan Identifikasi Avibacterium paragallinarum dari Peternakan Ayam Komersial Layer yang Menunjukkan Gejala Coryza https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/863 <p>Coryza (<em>Infectious Coryza</em>) merupakan penyakit respirasi bagian atas ayam yang disebabkan oleh <em>Avibacterium paragallinarum</em>. Kerugian utama yang ditimbulkan penyakit coryza adalah menurunnya produksi telur hingga 40% pada layer dan meningkatnya afkir dini pada broiler. Coryza sudah banyak dilaporkan menyerang unggas di Indonesia dan negara-negara lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi <em>A. paragallinarum</em> dari layer yang menunjukkan gejala coryza. Sampel diambil dari ayam yang menunjukkan gejala coryza yaitu eksudat dari nasal yang berbau khas, odema infraorbitalis dan kesulitan bernapas dari peternakan komersial layer di Parung, Palembang dan Kediri.&nbsp; Leleran nasal diambil dengan swab steril kemudian dikultur ke media plat agar coklat. Media diinkubasi selama 24 sampai dengan 48 jam pada temperatur 37ºC dalam kondisi mikroaerofilik menggunakan sungkup lilin. Koloni yang diduga <em>A. paragallinarum</em> yaitu koloni transparan seperti tetes embun, dilakukan pengecatan Gram kemudian diuji biokimia yang meliputi uji katalase, uji oksidase, uji urease, uji indole, uji <em>O-Nitrophenyl-β-D-galactopyranoside</em> serta pengujian fermentasi karbohidrat. Hasil penelitian diperoleh sembilan isolat dari enam belas sampel yang digunakan (56%) teridentifikasi <em>A. paragallinarum</em>.</p> Hanifah Hidayatullah Pajriah Nurhasanah Tegar Aprilian Yeocelin Meida Utami Arini Nurhandayani Copyright (c) 2024 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 3 6 Pelatihan Kader Rabies Desa untuk Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Pencegahan Rabies pada Anjing di Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/862 <p>Tujuan penelitian adalah pelatihan Kader Rabies Desa (KRD), mendata demografi anjing, mengkaji pengetahuan dan sikap masyarakat Desa Carangsari tentang penyakit rabies pada anjing, dan praktek kesejahteraan hewan (kesrawan). Metode yang digunakan untuk pelatihan KRD adalah ceramah dan diskusi, sedangkan untuk mendata demografi anjing, pengetahuan, sikap, dan praktek kesrawan masyarakat dilakukan secara sensus. Data yang diperoleh dianalisis dengan sistem skoring dan Skala Likert dan dijelaskan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktek kesrawan KRD setelah pelatihan, Total anjing di Desa Carangsari 153 ekor,&nbsp;&nbsp; jenis anjing lokal 110 ekor (71,9%),&nbsp; ras dan campuran 43 ekor (11,4%), sudah divaksin 137 ekor (89,5%), belum divaksin 16 ekor (10,5%), dan cara pemeliharaan dibiarkan bebas berkeliaran 120 ekor (78,4%), dikandangkan/diikat 33 ekor (21,6%). Pengetahuan masyarakat di Desa Carangsari tentang rabies tinggi (skor 33), dan sikap masyarakat tentang rabies positif (skor 22).&nbsp; Praktek kesrawan pada anjing sudah dilaksanakan dengan baik (83,5 %). Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat di Desa Carangsari dapat berperan dalam mencegah penyakit rabies pada anjing. Disarankan melakukan pendataan populasi HPR di banjar lainnya di Desa Carangsari dilanjutkan.</p> Ida Bagus Ngurah Swacita I Wayan Suardana I Wayan Masa Tenaya Kadek Karang Agustina Ida Ayu Pasti Apsari Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 7 15 Identifikasi Avian Influenza Subtipe H5N1 Asal Itik Pasar Hewan Bali secara Serologi dan Molekuler https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/864 <p>Avian Influenza merupakan penyakit zoonosis disebabkan oleh virus Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 yang mengancam industri perunggasan, kesehatan manusia, dan sejumlah spesies burung liar. Itik adalah unggas air yang merupakan inang alami virus AI. Pasar hewan berperan penting dalam penyebaran virus AI dari unggas ke unggas, serta dari unggas ke manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan virus AI pada itik di Pasar Hewan. Sampel penelitian diambil dari Pasar Hewan Beringkit dan Pasar Galiran, Bali. Identifikasi virus dilakukan secara serologi dan molekuler. Sebanyak 120 sampel serum, swab kloaka dan trakea itik diambil untuk sampel penelitian. Sampel itik diambil dari itik yang tidak divaksinansi dan berumur lebih dari 3 bulan. Isolasi virus dilakukan pada telur ayam bertunas (TAB) berumur sembilan hari. Carian allantois dipanen dan dilanjutkan dengan diuji serologis hemaglutinasi (HA/HI) dan uji Reverese Transkriptase Polymerase Chain Reaction. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan seroprevalensi AI subtipe H5N1 di Pasar Hewan Beringkit sebesar 20,0%, sedangkan di Pasar Hewan Galiran sebesar 23,3 %. Uji RT-PCR menunjukan masing-masing satu sampel positif virus AI subtipe H5N1 dari setiap pasar dengan proporsi positif di kedua pasar sebesar 1,7% (2/120). Data ini mengindikasikan bahwa virus AI subtipe H5N1 masih bersirkulasi di Pasar Hewan Beringkit dan Galiran. Surveilans, monitoring dan tindakan vaksinasi secara berkala perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit AI H5N1 di pasar hewan.</p> Derisna Sawitri Ungsyani Gusti Ayu Yuniati Kencana Ni Wayan Intan Martinez I Wayan Masa Tenaya I Nyoman Suartha Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 16 20 Profil Darah Lumba-Lumba Hidung Botol Indo -Pasifik (Tursiops aduncus) Di Bali Exotic Marine Park https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/865 <p>.</p> Ida Bagus Windia Adnyana Siswanto Siswanto Andi Putri Restu Rachmawati Trisaldy Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 21 27 Analisis Hematologi Sapi Bali pada Masa Kebuntingan https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/866 <p>Sapi Bali merupakan plasma nuftah yang harus dipertahankan keberadaannya. Berbagai usaha telah dilakukan seperti pembibitan agar populasi dapat ditingkatkan. Dalam pembibitan, manajemen kebuntingan akan menjadi hal yang utama mendapat perhatian. Periode kebuntingan pada sapi merupakan situasi penting dalam managemen kesehatan. Pada periode ini, status fisiologi harus dalam kondisi yang baik untuk menjamin kelahiran dan mendapatkan pedet atau anakan sapi yang cukup kuat dan mampu bertahan hidup. Sapi yang sedang bunting biasanya tubuhnya cenderung lemah dan rentan penyakit. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gangguan fungsi organ atau tubuh lebih awal sebelum menampakkan tanda-tanda sakit. Parameter darah yang dianalisis dengan metoda pemeriksaan <em>Hematology Analyzer</em> Sysmex XS-800i. yang telah lazim digunakan dari 28 ekor sapi adalah: Total Eritrosit, Total Leukosit, <em>Paced Cel Volume </em>(PCV), Hb, Differensial Leukosit, <em>Mean Corpuscular Haemoglobine </em>(MCH), <em>Mean Corpuscular Haemoglobine Concentration </em>(MCHC<em>), Mean Corpuscular Volume </em>(MCV), Darah dengan EDTA diambil dari Vena jugularis. Data yang diperoleh dianalis dengan analisis ragam, dan dilanjutkan dengan uji BNT dengan prosedur analisis menggunakan program SPSS. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa nilai hematologi sapi bali pada tiap-tiap fase (masa) kebuntingan tidak berbeda dengan sapi yang tidak bunting. Jadi dalam menganalisis hasil pemeriksaan darah sapi bali bunting dapat menggunakan data hematologi sapi bali yang tidak bunting.</p> Anak Agung Sagung Kendran Tjok Gde Oka Pemayun Luh Dewi Anggreni Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 28 32 Studi Epidemiologi, Isolasi, Dan Karakterisasi Virus Rabies Lapangan Di Bali-Indonesia Tahun 2022 https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/867 <p>Ratusan tahun sebelumnya, Pulau Bali&nbsp; adalah salah satu wilayah bebas rabies di Indonesia. Namun pada akhir November 2008 penyakit ini pertama kali dilaporkan di wilayah Tanjung Benoa dan cepat menyebar ke seluruh kabupaten di Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penyebaran epidemiologi, isolasi dan karakterisasi virus rabies di Bali, dalam upaya menyiapkan calon vaksin lokal. Metode yang digunakan adalah uji <em>fluorescent </em><em>antibodi </em><em>technique</em> (FAT), <em>real-time polymerase chain reaction</em> (RT-PCR) dan<em> tissue culture</em> (TC) untuk mendeteksi partikel virus dan adaptasi serta perbanyakan virus. Hasil menunjukan bahwa semua sampel otak anjing dengan gejala rabies yang diambil dari semua kabupaten/kota positif mengandung virus rabies. Virus rabies tersebut juga berhasil diadaptasikan dengan titer terendah 10<sup>-5</sup>/ml yang masih mampu membunuh semua tikus percobaan jenis <em>BALB/c </em>dengan gejala klinis khas rabies. Kesimpulan bahwa secara epidemiologi, virus rabies beredar di semua kabupaten/kota di Bali dan dapat diisolasi, ditumbuhkan dan dikarakterisasi secara <em>in vivo</em> yang mungkin dapat dijadikan sebagai calon vaksin strain <em>homolog</em>/lokal.</p> I Wayan Masa Tenaya Kadek Karang Agustina Ida Bagus Ngurah Swacita Ni Luh Putu Agustini Yuli Miswati Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 33 37 Pengaruh Penggunaan Ekstrak Kulit Buah Naga Terfermentasi Melalui Air Minum Terhadap Produktivitas dan Kualitas Telur Puyuh https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/868 <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh ekstrak kulit buah naga terfermentasi melalui air minum terhadap produktivitas dan kualitas telur puyuh .Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan 160 ekor puyuh umur 20 minggu, terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 10 ekor. Perlakuan yang diberikan : Q0= Air minum tanpa ekstrak kulit buah naga terfermentasi; Q1 = Air minum diberikan 2% ekstrak kulit buah naga terfermentasi; Q2= Air minum diberikan 4% ekstrak kulit buah naga terfermentasi; dan Q3 = Air minum diberikan 6% ekstrak kulit buah naga terfermentasi . Variabel yang diamati termasuk produktivitas dan kualitas telur puyuh. Hasil yang diperoleh dengan penambahan 4% dan 6% ekstrak kulit buah naga terfermentasi pada air minum mempengaruhi persentase HDP, bobot telur dan meningkatkan kuning telur serta menurunkan FCR secara statistik memiliki perbedaan yang nyata (P&lt;0,05) dibanding dengan perlakuan 0% dan 2%. Tapi penggunaan 2%, 4% dan 6% ekstrak kulit buah naga terfermentasi pada air minum tidak berpengaruh nyata pada konsumsi pakan, konsumsi air, <em>Haught Unit,</em> pH dan indeks telur dibanding dengan tanpa pemberian ekstrak kulit buah naga terfermentasi. Dapat disimpulkan dengan penggunaan ekstrak kulit buah naga terfermentasi sebanyak 4-6% pada air minum&nbsp; dapat mempengaruhi persentase HDP, bobot telur dan warna kuning telur serta menurunkan FCR dari burung puyuh umur 20-26 minggu.</p> Tjok I.A.S. Ardani N.W.A. Ningsih I.A.A. Kaban Maria Ivanita H. M.L. Santosa M. Wirapartha N.L.P. Sriyani Apni T.U. D.A. Warmadewi G.A.M.K. Dewi Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 38 42 Produktivitas Ayam Kampung Mentari Yang Diberi Juice Kulit Buah Naga Terfermentasi Melaui Air Minum https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/869 <p>Tujuan penelitian ini untuk mempelajari performa dari ayam kampung Mentari yang diberi juice kulit buah naga terfermentasi melalui air minum. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 10 ekor sehingga total ayam yang digunakan adalah 180 ekor umur 2-12 minggu. Perlakuan yang dicobakan adalah: Air minum tanpa diberi juice kulit buah naga fermentasi; Air minum diberi 4% juice kulit buah naga fermentasi; dan Air minum diberi 6% juice kulit buah naga fermentasi. Variabel yang diamati adalah performan ayam kampung Mentari. Data dianalisis dengan anova dengan SPSS window versi 25 sofware. Apabila signifikan analisis dilanjutkan dengan Duncan’s. Hasil yang diperoleh penggunaan juice kulit buah naga sebanyak 4 dan 6 % melaui air minum dapat meningkatkan bobot badan, pertambahan bobot badan dan menurunkan FCR secara nyata, serta tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, konsumsi air minum, persentase karkas, berat offal eksternal dan internal&nbsp; ayam kampung Mentari. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan 4% dan 6% juice kulit buah naga terfermentasi pada air minum dapat meningkatkan bobot dadan, pertambahan bobot badan, berat potong, berat karkas dan menurunkan FCR pada ayam kampung Mentari umur 2-12 minggu.</p> G.A.M. Kristina Dewi Eny Puspani N.P. Kartika Wardani N.W. Ayu Ningsih T.I.A.S. Ardani Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 43 47 Kejadian Streptococcus suis pada Babi yang Dipotong di Rumah Pemotongan Hewan untuk Babi di Denpasar https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/871 <p>Streptokokosis yang disebabkan oleh Streptococcus suis merupakan penyakit bakteri yang memiliki arti penting karena berpotensi zoonotik dan mampu menimbulkan wabah serius baik pada babi maupun manusia. Gejala utamanya adalah meningitis, ketulian, keradangan pada mata hingga kebutaan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya infeksi S. suis pada babi-babi yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan khusus babi di Denpasar. Sebanyak 200 sampel tonsil babi diambil dengan 20 kali pengambilan. Setiap pengambilan sampel diambil sebanyak 10 sampel. Sampel ditumbuhkan pada sheep blood agar 5%, pewarnaan Gram, uji katalase, oksidase, dan koagulase. Hasil yang dicurigai pada masing-masing pengambilan dilanjutkan dengan uji Polymerase Chain Reaction primer SSRecN-F dan SSRecN-R. Hasil pengujian terhadap 200 sampel tonsil babi didapatkan sebanyak 2,5% sampel positif terinfeksi S. suis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sampel tonsil babi yang dipotong di Rumah Pemotongan Hewan khusus babi di Denpasar terinfeksi S. suis.</p> I Nengah Kerta Besung Kadek Karang Agustina I Gusti Ketut Suarjana Ni Ketut Suwiti I Gusti Ngurah Kade Mahardika Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 48 52 Kadar Mikronutrien Ca, Mg, Fe, Zn, Cu, Co, Cr, Mn, dan Ni pada Hati Sapi Bali https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/872 <p>.</p> I Ketut Berata I Made Kardena Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 53 57 Parasit Saluran Cerna pada Babi di Rumah Pemotongan Hewan Sanggaran Bali https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/873 <p>Hewan yang boleh dipotong di Rumah Pemotongan Hewan(RPH) adalah sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, burung unta dan hewan lain yang dagingnya lazim dan layak dikonsumsi manusia. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Sanggaran ada melakukan pemotongan babi. Penelitian parasit saluran cerna pada babi dilakukan di RPH Sanggaran dengan tujuan mengetahui prevalensi dan jenis parasit yang menginfeksinya. Jumlah sampel babi yang diperiksa sebanyak 200 ekor. Metode pemeriksaan dengan menggunakan uji konsentrasi pengapungan garam jenuh serta factor risiko yang dapat didata yaitu asal hewan, jenis kelamin dan kondisi kandang asal hewan. Hasil penelitian diperoleh babi yang dipotong di RPH Sanggaran terinfeksi Strongyloides sp 5% (10/200), Ascaris suum 7,5% (15/200), Tipe Strongyl 29,5% (59/200), Trichuris sp 1,5% (3/200), Coccidia 58,5% (113/200) dan Balantidium sp 3,5% (7/200). Simpulan hasil penelitian ini bahwa babi yang dipotong di RPH Sanggaran terinfeksi oleh jenis parasit cacing (Strongyloides sp., Ascaris suum, Tipe Strongyl dan Trichuris sp.) serta protozoa (Coccidia dan Balantidium sp.). Data pada semua factor risiko berpengaruh terhadap prevalensi Strongyloides sp</p> Ida Ayu Pasti Apsari Ida Bagus Ngurah Swacita Ida Bagus Made Oka Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 58 61 Evaluasi Komparatif Enzim ALT dan AST Babi yang Terinfeksi Cysticercus dengan Kontrol https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/875 <p>Cysticercus adalah fase larva (metacestode) dari parasit yang dikenal sebagai cacing pita, yang dapat ditemukan pada hospes perantara. Babi dapat menjadi hospes perantara Cysticercus cellullosae dan Cysticercus tenuicollis. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas enzim alanine transaminase (ALT) dan aspartate transaminase (AST) pada 10 babi yang terinfeksi Cysticercus dengan 10 kelompok kontrol yang tidak terinfeksi. Sampel darah diambil dari babi yang yang dipelihara masyarakat di daerah endemis sistiserkosis/taeniosis di Desa Dukuh, Kubu, Karangasem, Bali. Deteksi serologi terhadap adanya antibodi Cysticercus dilakukan pada serum darah yang diperoleh. Deteksi serologi Cysticercus dilakukan dengan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), menggunaan antigen glikoprotein; aktivitas enzim ALT dan AST diperiksa dengan uji spektrofotometri UV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ALT pada babi yang positif terdeteksi Cysticercus adalah 57,7 ± 4,96 µ/l dan untuk babi yang negatif adalah 53,6 ± 3,71 µ/l. Nilai AST pada babi yang positif terdeteksi Cysticercus adalah 53,8 ± 13,38 µ/l dan untuk babi yang negatif adalah 52,7 ± 12,01 µ/l. Pada penelitian ini, walaupun masih dalam rentang nilai normal, tampak rataan nilai ALT dan AST babi yang terdeteksi Cysticercus lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak terdeteksi.</p> Nyoman Sadra Dharmawan I Gede Mahardika Kadek Swastika Kadek Karang Agustina Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 62 65 Morfometri dan Karakteristik Genetik Cacing Hati (Fasciola Spp.) yang Menginfeksi Sapi di Bali https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/877 <p>Fasciolosis adalah suatu penyakit yang disebabkan infeksi cacing Fasciola spp, khususnya pada sapi dan ternak ruminansia lainnya. Penyakit ini mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup besar karena berkurang berat badan badan serta pengafkiran organ hati. Tingkat infeksi dari cacing ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti umur, jenis kelamin, manajemen pemeliharaan, wilayah pemeliharaan serta genetik dari cacing tersebut. Penelitian tentang epidemiologi infeksi cacing Fasciola spp di Bali didapatkan prevalensi infeksi sebesar 10,5 %. Namun untuk menetukan spesies dari cacing ini masih sulit, sehingga perlu dilakukan identifikasi secara molekuler. Pada penelitian ini dilakukan tentang studi karakteristik molekuler cacing hati (Fasciola spp.) yang menginfeksi sapi di Bali. Adapun pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Sampel cacing diperoleh dari rumah potong hewan pada kabupaten -kabupaten yang ada di Bali, yaitu mengambil cacing Fasciola pada hati, saluran empedu atau kantung empedu sapi. Selanjutnya cacing tersebut dibawa ke laboratorium untuk dilakukan analisis morfometri dan uji melekuler. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah bahwa cacing yang menginfeksi sapi di Bali secara morfometri terletak diantara Fasciola gigantica dan Fasciola hepatica (Intermediet) dan secara genetik cacing Fasciola sp. yang menginfeksi sapi di Bali mempunyai karakteristik yang mirip dengan Fasciola gigantica namun satu sampel mempunyai kemiripan yang jauh, sehingga ada kemungkinan bahwa cacing Fasciola sp yang ada di Bali merupakan cacing Fasciola gigantica dengan varian yang berbeda.</p> Nyoman Adi Suratma Hapsari Mahatmi Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 66 70 Laporan Kasus: Terapi cairan terozonisasi sebagai treatment kasus lemah kaki belakang pada anjing https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/878 <p>Ozon merupakan molekul kimia dengan kemampuan desinfeksi serta purifikasi yang digunakan dalam banyak industri, mulai dari pengelolaan limbah, industri kimia hingga medis. Di Indonesia, penggunaan dalam lingkup medis, hingga saat ini terbatas pada pasien manusia, dan hampir tidak ada informasi mengenai manfaatnya dalam bidang kesehatan hewan. Tulisan ini memaparkan penggunaan ozon pada tiga anjing yang memiliki gejala klinis kelemahan kaki belakang. Pasien pertama, merupakan anjing ras Samoyed yang menderita gagal ginjal dengan demam persisten. Pasien kedua yakni anjing ras Dobberman yang mengalami lumpuh menyeluruh (paraplegia) akibat trauma saat kopulasi dan luka luar yang tak kunjung sembuh. Pasien ketiga merupakan anjing ras Pomeranian yang memiliki riwayat kelainan bentuk jantung, dengan demam dan kelemahan kaki belakang. Dua dari tiga pasien yang memiliki gejala klinis demam ditangani dengan menggunakan antibiotik spektrum luas, terapi diet dan infus Ozon setiap dua hari sekali sejumlah 200-500 ml per sesi nya. Sedangkan pasien Dobberman ditangani dengan melakukan terapi supportif berupa diet khusus dan pembersihan luka. Selain terapi diatas, pasien juga diberikan fisioterapi yakni latihan berjalan dengan bantuan lifting harness pada bagian kaki belakang. Ketiga pasien menunjukkan perubahan signifikan, yakni dapat berjalan normal, setelah paling tidak tiga kali sesi terapi cairan terozonisasi. Terapi ini menjadi terapi penunjang dengan manfaat percepatan penyembuhan pada pasien lumpuh dan pincang. Kajian mengenai penggunaan Ozon dalam dunia medis hewan perlu dikaji lebih dalam sehingga pemanfaatannya sebagai agen kuratif dapat digunakan lebih luas terutama untuk penyakit medis penting seperti kanker, diabetes, septisemia, dan penyakit lain yang bersifat kronis mematikan.</p> Ida Ayu Dian Kusuma Dewi I Bagus Made Bhaskara Ni Kadek Wiwik Anggraeni I Dewa Ayu Dian Sasmitha Aurelia Dewi Rosalina I Gede Jaya Kartika Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 71 74 Profil Lipid Serum Anjing Kintamani Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/879 <p>Anjing kintamani merupakan salah satu plasma nutfah pulau Bali dan menjadi maskot Kabupaten Bangli. Profil biokimia darah anjing kintamani sehat hingga saat ini belum ada datanya. Tujuan penelitian membandingkan kadar lipid serum anjing kintamani berdasarkan umur dan jenis kelamin. Sampel penelitian berasal dari serum dari 20 ekor anjing kintamani yang secara klinis nampak sehat jenis kelamin jantan dan betina umur di bawah enam bulan dan di atas 12 bulan. Sampel serum dianalisis dengan metode spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan kadar trigliserida anjing kintamani jantan umur 6 bulan sebesar 185 + 40.3 mg/dL dan di atas 12 bulan sebesar 186,4 + 40,4 mg/dL, sedangkan anjing betina umur 6 bulan sebesar 93 + 40,3 mg/dL dan di atas 12 bulan 104,2 + 40,3 mg/dL. Rataan total kolesterol serum anjing kintamani jantan umur 6 bulan sebesar 279,6 + 21 mg/dL dan di atas 12 bulan sebanyak 228,8 + 21 mg/dL, rataan untuk anjing betina umur 6 bulan sebanyak 263,8 + 21 mg/dL dan di atas 12 bulan sebanyak 207,2 + 21 mg/dL. Rataan HDL serum anjing kintamani jantan umur 6 bulan yaitu 136,2 + 10,1 mg/dL dan di atas 12 bulan 135,9 + 10,1 mg/dL, betina umur 6 bulan yaitu 140,8 + 10,1 mg/dL dan di atas 12 bulan 147,6 + 10,1 mg/dL. Rataan LDL serum anjing kintamani jantan umur 6 bulan yaitu 106,4 + 16,9 mg/dL dan di atas 12 bulan 55,6 + 16,9 mg/dL, rataan betina umur 6 bulan yaitu 104,4 + 16,9 mg/dL dan di atas 12 bulan 38,8 + 16,9 mg/dL. Simpulan menunjukkan jenis kelamin dan umur anjing kintamani tidak berpengaruh terhadap kadar trigliserida, total kolesterol, HDL, dan LDL.</p> Arif Syaifuddin I Nyoman Suarsana I Gusti Ayu Agung Suartini Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 75 79 Perbandingan Waktu Mula Kerja Isofluran Dan Eter Secara Inhalasi Semi-Terbuka Pada Kelinci Muda (Orictolagus cuniculus) https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/880 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan mula kerja dari Isofluran dan Eter yang diberikan secara inhalasi semi terbuka. Sebanyak 12 ekor kelinci muda umur 2-3 bulan dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama 6 ekor kelinci muda diberikan anestesi inhalasi Isofluran secara semi-terbuka yaitu dengan menggunakan kapas yang dimasukkan dalam corong yang ditetesi 3 ml Isofluran. Sedangkan kelompok kedua 6 ekor kelinci muda yang diberikan 3 ml Eter yang diteteskan pada kapas dalam corong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok yang diberikan Isoflurane menampilkan mula kerja yang lebih cepat yang ditandai dengan efek sedasi dan analgesia. Secara statistik terdapat perbedaan waktu mula kerja antara Isofluran dan Eter secara signifikan (p&lt;5%). Isofluran mempunyai waktu mula kerja lebih cepat dibandingkan Eter.</p> Samsuri Samsuri I Wayan Sudira I Made Merdana Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 80 82 Agresivitas Anjing Kintamani Bali https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/881 <p>Profil darah seperti kandungan serotonin berhubungan dengan perilaku agresif pada anjing. Anjing yang agresif menunjukkan profil serotonin darah yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari agresivitas anjing kintamani yang ditinjau dari kadar serotonin dalam darah. Sebanyak tiga puluh ekor anjing, 15 anjing jantan dan 15 anjing betina digunakan dalam penelitian ini. Desain penelitian menggunakan metode observasional cross-sectional. Penentuan kadar serotonin darah menggunakan metode elisa. Hasil penelitian menunjukkan kadar serotonin pada anjing kintamani jantan rata-rata 248,6 ± 25,8 dan betina 305,3 ± 31,5. Hasil penelitian disimpulkan bahwa rata-rata anjing kintamani jantan lebih agresif daripada betina dan tergolong anjing berperilaku tidak agresif.</p> Siswanto Siswanto I.N. Sadra Dharmawan I.K. Puja I.G.A. Arta Putra Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 83 86 Penggunaan Obat Herbal Untuk Penanggulangan Dermatitis Atopik https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/882 <p>Penelitian ini untuk mengevaluasi fungsi dari tumbuhan herbal terhadap penanganan dermatitis atopik pada anjing. Tumbuhan herbal yang digunakan adalah daun nimba, pegagan, daun sirsak, sereh wangi. Tumbuhan itu dibuat ekstrak etanol dan dengan ekstraksi fermentasi ecoenzym. Ekstrak herbal tersebut digunakan sebagai bahan untuk uji antibacterial dari kuman yang diisolasi dari kasus dermatitis. Data Pengamatan untuk uji antibakterial dilakukan dengan mengukur lebarnya jarak hambatan yang diukur dari lebarnya daerah Halo yang terbentuk dari tempat tetesan bahan ekstraksi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ekstrak herbal mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur penyebab dermatitis atopik, Disimpulkan bahwa ekstrak dari bahan herbal mampu menghambat pertumbuhan bakteri, jamur penyebab dermatitis atopik.</p> I Nyoman Suartha Putu Devi Jayanti Luh Made Sudimartini Putu Henrywaesa Sudipa Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 87 89 Dermatitis Pada Anjing dan Gambaran Histologi Kulit https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/883 <p>Telah dilakukan penelitian kejadian dermatitis pada anjing dan gambaran histologinya Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab dermatitis, dan mengetahui gambaran histologi kulit anjing yang menderita dermatitis, serta kejadiannya pada anjing betina dan jantan baik pada anjing lokal maupun ras yang dikandangkan atau tidak dikandangkan. Penelitian dilakukan selama 10 bulan, di Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Udayana, dengan jumlah sampel 470 ekor. Identifikasi penyebab dermatitis diambil dari kerokan kulit ditambahkan KOH 10%. Sedangkan pemeriksaaan histologi diambil biopsi kulit anjing dan dibuat sediaan histologi. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya dengan Pewarnaan Hematoksilin Eosin pada pembesaran 100x dan 400x. Hasil penelitian menunjukkan, gambaran histologi kulit anjing yang menderita dermatitis ditemukan: infiltrasi sel radang, hyperkeratosis, nekrosis, hiperplasia dan degenerasi hidrofik dan ditemukan segmen S. scabiei. Penyebab dermatitis teridentifikasi : Sarcoptes scabiei, Aspergilus, Microsporum canis, Microsporum gypseum, and Tricophyton rubrum. Dermatitis lebih sering ditemukan pada anjing local (56%) dengan umur dewasa (68%) dan tidak dikandangkan (63%). Persentase kejadiannya lebih sering ditemukan pada anjing betina (60%) dibandingkan jantan (40%).</p> Ni Ketut Suwiti I Nengah Kerta Besung Sri Kayati Widyastuti Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 90 95 Potensi Pendekatan Multisektoral Dalam Strategi Penanganan Penyakit Japanese Encephalitis Di Bali https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/884 <p>Japanese ensefalitis (JE) adalah penyakit virus zoonosis yang ditularkan melalui nyamuk. Indonesia merupakan wilayah endemik penyakit ini, termasuk Provinsi Bali yang pernah dilaporkan memiliki kasus JE tinggi pada manusia. Kejadian penyakit ini bersifat multifaktorial, yang dapat juga melibatkan multisektor dalam membantu program pencegahan dan pengendaliannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi persepsi profesional lokal tentang strategi pencegahan dan pengendalian JE di Bali. Sebanyak 60 profesional akademisi kesehatan, ahli kesehatan masyarakat, dokter, dokter hewan, dan staf dinas kesehatan dan pertanian setempat berpartisipasi dalam penelitian ini. Kuesioner standar disiapkan dan digunakan untuk mewawancarai para peserta. Data dikumpulkan, diinput, dan dianalisis secara kualitatif menggunakan metode thematic analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain kesehatan, sektor lain yang berpotensi dilibatkan dalam merancang program pencegahan dan pengendalian penyakit adalah sosial, politik, pertanian, lingkungan, iklim, pendidikan, ekonomi, budaya, informasi dan komunikasi karena sebagian besar faktor-faktor yang terlibat dalam kejadian kasus JE terkait dalam sektor-sektor tersebut. Oleh karena itu, sebagian besar responden profesional merekomendasikan penerapan One Health dalam perancangan dan pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian penyakit JE di Bali. Penelitian ini merekomendasikan pemerintah Bali menjadi sektor kunci dalam merancang dan melaksanakan program pencegahan dan pengendalian tersebut.</p> I Made Kardena Anak Agung Ayu Mirah Adi Nyoman Mantik Astawa I Wayan Nico Fajar Gunawan Anak Agung Oka Dharmayudha Putu Devi Jayanti Mark O'Dea Shafi Sahibzada Mieghan Bruce Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 96 98 Seed Vaksin Avian Influenza H5n1 Isolat Bali Siap Untuk Dihilirisasi https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/885 <p>Penyakit Avian Influenza (AI) H5N1 dikenal dengan sebutan Flu Burung, pernah menyebabkan Kejadian Luar Biasa di Indonesia sekitar tahun 2007 dengan angka kematian tertinggi di dunia baik pada unggas maupun pada manusia. Etiologinya adalah virus Highly Pathogenic Avian Influenza H5N1, termasuk virus RNA zoonosis dan mudah bermutasi. Pencegahan terhadap penyakit AI dilakukan dengan vaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyiapkan seed vaksin AI-H5N1 dari isolat lokal asal Bali. Metode yang digunakan dengan koleksi sampel lapang dari ayam sakit dengan gejala penyakit Avian Influenza. Isolasi virus dari organ paru-paru, usus dan proventrikulus yang mengalami perubahan anatomi. Satu gram organ digerus, dibuat inokulum 5-10 persen lalu diinokulasikan pada telur ayam bertunas SPF umur 10 hari melalui ruang allantois. Telur diinkubasi pada inkubator 37℃ selama dua hari. Telur SPF dikeluarkan dari inkubator, cairan alantoisnya dipanen lalu diuji Haemagglutianation Assay (HA) dan dikonfirmasi uji Haemaglutination Inhibition (HI), PCR dan sekuensing. Setelah teridentifikasi AI-H5N1, isolat Bali dipasase pada telur ayam SPF di laboratorium BSL-3 sampai kandungan virus stabil dan diuji potensi pada ayam SPF. Hasil uji virus contain 27,9 HA unit, stabil sampai 7 kali pasase, potensial meningkatkan imunitas dengan titer 128 HI Unit minggu ke-3 pascavaksinasi. Simpulannya isolat Bali memenuhi syarat seed vaksin AI-H5N1. Seed vaksin kemudian dileofilisasi untuk digunakan jangka panjang. Implementasi hasil penelitian seed vaksin AI-H5N1 isolat Bali siap jika hilirisasi dengan produsen vaksin unggas.</p> Gusti Ayu Yuniati Kencana I Nyoman Suartha Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 99 101 Telur Entok Berembrio Sebagai Media Propagasi Virus Egg Drop Syndrome https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/886 <p>Egg Drop Syndrome (EDS) adalah penyakit virus unggas penyebab penurunan produksi dan kualitas telur. Untuk mencegah EDS dengan vaksinasi. Selama ini virus EDS diperbanyak pada telur bebek berembrio sebagai media propagasi virus untuk seed vaksin. Namun sering terkendala karena telur bebek berembrio sulit didapat dan fertilitasnya rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi telur entok berembrio (TEB) sebagai media propagasi virus EDS. Parameter uji berdasarkan titer HA, PCR dan stabilitas virus. Penentuan stabilitas virus dilakukan dengan pengujian HA pasca inaktivasi dengan formalin 0,1% (v/v). Sebanyak 25 butir telur entok berembrio berumur 11 hari digunakan sampel penelitian. Antigen virus EDS diencerkan 10 kali menjadi titer 24 sampai 20 HAU, selanjutnya pengenceran 24 sampai 20 HA masing-masing diinokulasikan pada lima butir telur. Telur diinkubasi pada suhu 37oC selama 5 hari dan di-candling setiap hari. Hari ke-5 pasca inokulasi, semua telur dikeluarkan dari inkubator lalu dimasukkan cool room selama 24 jam sebelum dipanen. Cairan allantois hasil panen dikarakteriasasi dengan uji hemaglutinasi, uji Polymerase Chain Reaction. Antigen virus EDS diinaktivasi dengan formalin 0,1% (v/v) lalu diuji stabilitasnya dengan uji hemaglutinasi. Rataan titer HA virus EDS sebesar 6.08 ± 2.88 HA Unit. Uji stabilitas menunjukan tidak ada perubahan rataan titer HA pasca inaktivasi. Produk PCR virus EDS memiliki panjang DNA 460 bp. Disimpulkan telur entok berembrio dapat digunakan sebagai media propagasi virus EDS karena menghasilkan antigen virus dengan titer HA yang tinggi dan stabil pascainaktivasi formalin 0,1% (v/v).</p> Ni Wayan Intan Martinez Gusti Ayu Yuniati Kencana I Nyoman Suartha Arini Nurhandayani Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 102 105 Evaluasi efek samping viroterapi dengan virus ND pada dua spesies hewan model fibrosarkoma https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/887 <p>Viroterapi kanker merupakan salah satu bentuk moda terapi kanker menggunakan virus yang memiliki sifat onkolitik. Ada beberapa jenis virus yang dinyatakan memiliki sifat onkolitik yang saat ini sedang dalam tahap penelitian dan pengembangan. Salah satunya adalah virus Newcastle disease (ND) yang sangat erat keterkaitannya dengan dunia kedokteran hewan. Dilaporkan bahwa pemanfaatan virus ND untuk viroterapi aman karena tidak menimbulkan gejala sisa jika dibandingkan dengan menggunakan virus onkolitik lainnya. Meskipun dinyatakan menjanjikan untuk pengobatan namun viroterapi dengan menggunakan virus ND perlu diteliti secara terus menerus sebelum bisa diaplikasikan pada hewan dan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek samping viroterapi dengan virus ND melalui pengamatan gambaran histopatologi berbagai organ tubuh pada hewan model fibrosarkoma mencit (Mus musculus) dan tikus (Rattus norvegicus). Sampel organ diambil dan diproses menjadi jaringan berparafin. Selanjutnya jaringan berparafin diproses dan diwarnai dengan pewarnaan HE. Semua preparat organ diamati pada seluruh lapang pandang dengan pembesaran lemah diikuti dengan pembesaran kuat. Lesi yang ditemukan disajikan secara deskripif. Secara mikroskopik ditemukan lesi berupa inflamasi sel radang yang sangat ringan pada sampel organ paru dan ginjal baik pada tikus maupun mencit model fibrosarcoma yang mana lesi ini ditemukan juga pada preparat organ tikus dan mecit kontrol. Lesi ini kemungkinan besar akibat hewan model yang dipakai bukan merupakan hewan specific pathogen free sehingga dapat diabaikan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa viroterapi secara intratumoral pada fibrosarcoma tidak berdampak secara sistemik sehingga tidak menimbulkan lesi pada organ yang diamati. Penting untuk dicatat bahwa walaupun hewan model memainkan peran penting dalam penelitian kanker namun pemanfaatan hewan model juga memiliki keterbatasan yang perlu dipertimbangkan.</p> Anak Agung Ayu Mirah Adi Ida Bagus Oka Winaya I Nyoman Mantik Astawa Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 106 110 Strategi Pencegahan Infeksi Meningitis Streptococcus Suis Dengan Pemeriksaan Ante Post Mortem Di Desa Kedonganan https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/888 <p>Bronko-pneumonia adalah penyakit fatal yang paling sering terjadi pada lumba-lumba hidung botol. Hal tersebut berhubungan dengan struktur anatomi sistem pernapasannya serta ketidakmampuan berespon sempurna terhadap situasi stress. Laporan kasus kematian seekor lumba-lumba hidung botol yang dipelihara secara ex-situ ini mendeskripsikan situasi tersebut. Lumba-lumba hidung botol indo-pasifik (Tursiops aduncus) dimaksud berjenis kelamin jantan, dewasa dengan bobot tubuh 149 kg. Keluhannya adalah kehilangan nafsu makan, melakukan exhalasi regular di bawah permukaan air, serta gangguan buoyancy. Pemeriksaan hematologi dan biokimia darah mengindikasikan terjadinya infeksi dan radang akibat bakteria. Pengobatan dilakukan dengan pemberian ciprofloxacin dengan dosis 29 mg/kg BB, q24h, dexamethasone 0,11 mg/kg BB q72h, serta vitamin untuk therapi supportif. Durasi therapi direncanakan selama 14 hari. Hari ke-12 pascainisiasi pengobatan lumba-lumba ditemukan mati. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, disimpulkan bahwa penyebab kematian adalah bronko-pneumonia dan pleuritis supurativa akut berat yang diduga disebabkan oleh infeksi bakteria</p> I Wayan Yustisia Semariana Ni Luh Putu Nadia Apsari Derisna Sawitri Ungsyani I Putu Satya Dwipartha Putu Titin Evi Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 111 115 Pendugaan Bobot Badan Babi Bali Pada Peternakan Tradisional Untuk Pemberian Obat yang Tepat Guna https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/889 <p>Pada peternakan babi bali tradisional, babi dibiarkan memiliki aktivitas yang lebih bebas berkeliaran disekitar kandang atau di pekarangan rumah. Hal ini membuat sulit untuk secara konsisten mengetahui bobot badannya, karena sulit untuk menangkap dan menimbang babi secara individual serta minimnya fasilitas untuk mengetahui bobot badan yang tepat di lapangan. Bobot badan merupakan faktor penting dalam menentukan dosis obat yang tepat, karena perbedaan bobot badan dapat mempengaruhi laju metabolisme, distribusi obat di dalam tubuh dan respon terhadap terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model persamaan prediksi untuk memperkirakan bobot hidup berdasarkan lingkar dada dan panjang badan babi bali dengan pendekatan rumus volume. Sampel yang digunakan adalah babi bali berumur 1 minggu sampai dengan umur 20 minggu, data diambil dari peternakan babi yang dipelihara secara tradisional di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng sebanyak 44 babi yang terdiri dari babi Bali jantan dan betina. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan lingkar dada dan panjang badan antara babi jantan dan betina, diperoleh persamaan Y= 0,097 D²P, dimana Y adalah bobot badan, D adalah lingkar dada dan P adalah panjang badan dengan akurasi 98,4%. Rumus ini dapat digunakan untuk menentukan bobot badan hidup babi bali di lapangan dan sangat berguna untuk memastikan pemberian obat sesuai dengan dosis pada babi bali yang dipelihara secara tradisional.</p> Tjokorda Sari Nindhia Putu Sampurna Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 116 119 Profil Leukosit Lumba-Lumba Hidung Botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) di Taman Benoa Eksotik, Bali https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/890 <p>Lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) adalah salah satu mamalia laut yang dilindungi di Indonesia. Walaupun berstatus dilindungi, pemanfaatan untuk peragaan masih diijinkan. Peragaan ini acapkali dilakukan di luar habitat alamiahnya, sehingga faktor – faktor seperti kemampuan adaptasi individu, lingkungan, serta variasi perlakuan harian berpengaruh terhadap kesehatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sel darah putih T. aduncus di Lembaga Konservasi ex-situ Taman Benoa Eksotik, Bali. Lumba-lumba yang diobservasi berjumlah lima ekor. Sampel darah diambil dengan vacutainer melalui vena superficial ventral fluke, ditampung di dalam tabung 5 ml berisi EDTA. Pengambilan sampel dilakukan lima kali dengan interval waktu 30 hari. Penghitungan total lekosit dilakukan menggunakan hematology analyzer (IDEXX VetAutoread®). Hasil observasi menunjukkan bahwa rerata nilai total lekosit, granulosit, dan agranulosit secara berurutan adalah 5,8 ± 2,9 × 10³/µL (kisaran: 2,3 – 12,7 × 10³/µL), 78,3 ± 6,5% (kisaran: 58,8 - 87,1%), dan 21,7 ± 6,5% (kisaran: 12,9 - 41,2%). Secara statistik, nilai total lekosit antar individu lumba-lumba berbeda signifikan (P&lt;0,05), namun tidak (P&gt;0,05) dalam hal pengulangan pengambilan sampel. Nilai granulosit dan agranulosit antar individu maupun antar pengulangan sampel, secara statistik tidak signifikan (P&gt;0,05). Disimpulkan bahwa nilai total lekosit dipengaruhi oleh variasi individu lumba-lumba. Oleh karena, data baseline harus dibangun per-individu lumba-lumba, sebagai dasar membandingkan data serupa yang diambil dari individu dimaksud di masa-masa mendatang.</p> Windia Adnyana Rizma Yolanda Timor Siswanto Siswanto Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 120 126 Review Artikel: Resistensi Antimikroba Staphylococcus pseudintermedius https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/891 <p>Staphylococcus pseudintermedius merupakan bakteri Gram-positif yang hidup secara alami pada kulit dan mukosa anjing dan kucing yang sehat. Bakteri ini juga dapat ditemukan pada area tubuh yang lain dari hewan-hewan tersebut. Sebagai bakteri oportunis, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada kulit, telinga, jaringan tubuh lain serta infeksi luka pascaoperasi. Salah satu strain bakteri ini yang menjadi masalah di seluruh dunia saat ini adalah methicillin-resistant Staphylococcus pseudintermedius (MRSP). Strain bakteri ini membawa gen mecA yang mengkode resistensi terhadap antibiotik betalaktam. Munculnya infeksi MRSP ini pertama kali pada tahun 2006 ketika ditemukan kasus-kasus infeksi pada anjing yang tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik-antibiotik yang umum digunakan. Hingga saat ini infeksi MRSP menjadi masalah yang penting di dunia kedokteran hewan global karena terbatasnya pilihan obat yang dapat mengatasi infeksinya. Selain itu, MRSP tidak hanya resisten terhadap antibiotik betalaktam saja, namun juga terhadap kelas antibiotik lainnya. Berbagai jenis resistensi antibiotik telah ditemukan pada MRSP. Sebagian besar gen resisten tersebut juga dimiliki oleh staphylococci lainnya atau bakteri Gram-positif lainnya sehingga dapat disimpulkan bahwa S. pseudintermedius dapat menerima materi genetik dari bakteri lainnya dan begitu juga sebaliknya. Pada umumnya MRSP memiliki gen resisten terhadap tiga atau lebih kelas antibiotik sehingga disebut dengan multidrug resistant (MDR). Beberapa resistensi antibiotik yang dimiliki oleh S. pseudintermedius yaitu betalaktam, tetrasiklin, makrolida, linkosamida, kloramfenikol, aminoglikosida, trimethoprim, fluoroquinolon, rifampisin, serta asam fusidat, dengan gen dan mekanisme resistennya masing-masing. Diperlukan adanya berbagai penelitian terkait bakteri ini khususnya di Bali sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam pemecahan dan pengendalian masalah infeksinya.</p> Putu Ayu Sisyawati Putriningsih I Putu Gede Yudhi Arjentinia Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 127 130 Bronkho-Pneumonia dan Pleuritis Fatal pada Lumba-lumba Hidung Botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) di Lembaga Konservasi Ex-Situ https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/892 <p>Bronko-pneumonia adalah penyakit fatal yang paling sering terjadi pada lumba-lumba hidung botol. Hal tersebut berhubungan dengan struktur anatomi sistem pernapasannya serta ketidakmampuan berespon sempurna terhadap situasi stress. Laporan kasus kematian seekor lumba-lumba hidung botol yang dipelihara secara ex-situ ini mendeskripsikan situasi tersebut. Lumba-lumba hidung botol indo-pasifik (Tursiops aduncus) dimaksud berjenis kelamin jantan, dewasa dengan bobot tubuh 149 kg. Keluhannya adalah kehilangan nafsu makan, melakukan exhalasi regular di bawah permukaan air, serta gangguan buoyancy. Pemeriksaan hematologi dan biokimia darah mengindikasikan terjadinya infeksi dan radang akibat bakteria. Pengobatan dilakukan dengan pemberian ciprofloxacin dengan dosis 29 mg/kg BB, q24h, dexamethasone 0,11 mg/kg BB q72h, serta vitamin untuk therapi supportif. Durasi therapi direncanakan selama 14 hari. Hari ke-12 pascainisiasi pengobatan lumba-lumba ditemukan mati. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, disimpulkan bahwa penyebab kematian adalah bronko-pneumonia dan pleuritis supurativa akut berat yang diduga disebabkan oleh infeksi bakteria</p> Ida Bagus Nararya Primastana Adnyana I Gede Soma I Gusti Made Krisna Erawan Ida Bagus Windia Adnyana Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01 131 137 Cover, Dewan Redaksi, Daftar Isi https://ejournal1.unud.ac.id/index.php/prosedingfkh/article/view/876 Admin Copyright (c) 2023 Prosiding Seminar Nasional FKH UNUD 2023-12-01 2023-12-01