Review Artikel: Resistensi Antimikroba Staphylococcus pseudintermedius

Authors

  • Putu Ayu Sisyawati Putriningsih Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana
  • I Putu Gede Yudhi Arjentinia Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Keywords:

anjing, antimikroba, resistensi, Staphylococcus pseudintermedius

Abstract

Staphylococcus pseudintermedius merupakan bakteri Gram-positif yang hidup secara alami pada kulit dan mukosa anjing dan kucing yang sehat. Bakteri ini juga dapat ditemukan pada area tubuh yang lain dari hewan-hewan tersebut. Sebagai bakteri oportunis, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada kulit, telinga, jaringan tubuh lain serta infeksi luka pascaoperasi. Salah satu strain bakteri ini yang menjadi masalah di seluruh dunia saat ini adalah methicillin-resistant Staphylococcus pseudintermedius (MRSP). Strain bakteri ini membawa gen mecA yang mengkode resistensi terhadap antibiotik betalaktam. Munculnya infeksi MRSP ini pertama kali pada tahun 2006 ketika ditemukan kasus-kasus infeksi pada anjing yang tidak dapat disembuhkan dengan antibiotik-antibiotik yang umum digunakan. Hingga saat ini infeksi MRSP menjadi masalah yang penting di dunia kedokteran hewan global karena terbatasnya pilihan obat yang dapat mengatasi infeksinya. Selain itu, MRSP tidak hanya resisten terhadap antibiotik betalaktam saja, namun juga terhadap kelas antibiotik lainnya. Berbagai jenis resistensi antibiotik telah ditemukan pada MRSP. Sebagian besar gen resisten tersebut juga dimiliki oleh staphylococci lainnya atau bakteri Gram-positif lainnya sehingga dapat disimpulkan bahwa S. pseudintermedius dapat menerima materi genetik dari bakteri lainnya dan begitu juga sebaliknya. Pada umumnya MRSP memiliki gen resisten terhadap tiga atau lebih kelas antibiotik sehingga disebut dengan multidrug resistant (MDR). Beberapa resistensi antibiotik yang dimiliki oleh S. pseudintermedius yaitu betalaktam, tetrasiklin, makrolida, linkosamida, kloramfenikol, aminoglikosida, trimethoprim, fluoroquinolon, rifampisin, serta asam fusidat, dengan gen dan mekanisme resistennya masing-masing. Diperlukan adanya berbagai penelitian terkait bakteri ini khususnya di Bali sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam pemecahan dan pengendalian masalah infeksinya.

Downloads

Published

2023-12-01